Atribut-atribut dalam penilaian performance individu


Atribut-atribut dalam penilaian performance individu yang umum digunakan adalah sebagai berikut :

1.Pendidikan
Hasibuan (2002:69) mengungkapkan bahwa pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan yang bertujuan akhir pada pengembangan karyawan.

Menurut Flippo (1984) “Education is concerned with increasing general knowledge and understanding of our total environment” (Pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kerja kita secara menyeluruh)
Sedangkan metode pendidikan dalam arti sempit yaitu untuk meningkatkan keahlian dan kecakapan manajer memimpin para bawahannya secara efektif. Seorang manajer yang efektif pada jabatannya akan mendapatkan hasil yang optimal. Hal inilah yang memotivasi perusahaan memberikan pendidikan terhadap karyawan manajerialnya.

Metode pendidikan menurut Sikulla (1981:243) adalah sebagai berikut :

a.Training methods atau classroom method 
Merupakan metode latihan didalam kelas yang juga dapat digunakan sebagai metode pendidikan karena manajer adalah juga karyawan. Contohnya seperti rapat, studi kasus, dan ceramah
b. Understudies
Adalah teknik yang dilakukan dengan praktek langsung bagi seseorang yang dipersiapkan untuk menggantikan jabatan atasannya. Disini calon disiapkan untuk mengisi jabatan tempat ia berlatih jika pimpinannya berhenti.
c. Job rotation and planned progression
Adalah teknik yang dilakukan dengan cara memindahkan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lainnya secara periodic untuk menambahkan keahlian dan kecakapannya dalam setiap jabatan. Dengan demikian ia dapat mengetahui dan menyelesaikan pekerjaan pada setiap bagian. Jika ia dipromosikan, ia telah mempunyai pengetahuan cukup luas terhadap semua bagian pada perusahaan bersangkutan sehingga tidak canggung dalam kepemimpinannya.
d. Coaching-counselling
Coaching adalah metode pendidikan dengan cara atasan mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode ini supervisor diperlukan sebagai petunjuk untuk memberitahukan kepada para peserta mengenai tugas yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan diskusi antara pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi seperti keinginan, ketakutan, dan aspirasinya
e. Junior board of executive or multiple management
Merupakan suatu komite penasihat tetap yang terdiri dari calon-calon manajer yang ikut memikirkan atau memecahkan masalah perusahaan untuk direkomendasikan kepada manajer lini
f. Committee assignment
Yaitu komite yang dibentuk untuk menyelidiki, mempertimbangkan, menganalisis, dan melaporkan suatu masalah kepada pimpinan.
g. Business games
Adalah permainan bisnis yang dilakukan dengan cara mengadakan satu persaingan dalam memecahkan satu masalah tertentu dengan aturan main yang sudah ditentukan sebelumnya.
h. Sensitivity training
Dimaksudkan untuk membantu para karyawan agar lebih mengerti tentang diri sendiri, menciptakan pengertian yang lebih mendalam diantara para karyawan, dan mengembangkan keahlian setiap karyawan yang spesifik. Dengan kata lain para peserta diharapkan untuk belajar bagaimana cara bekerja yang lebih efektif sebagai anggota tim dan bagaimana melaksanakan peranannya dengan baik.

2.Intelektual dan kemampuan umum
Davis (1989) merumuskan “ability = knowledge x skill”.
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, very superior, gifted, dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

Menurut Simamora (1995:500) salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor individual yang terdiri dari :
1. Kemampuan dan keahlian
2. Latar belakang
3. Demografi

Di sisi lain Mangkunegara (2005:112) yang mengutip Covey & Merril menyebutkan bahwa pergeseran paradigma dari konsep kecakapan menjadi kompetensi secara perlahan tapi pasti telah menimbulkan implikasi strategis yang sangat positif bagi perencanaan dan pengelolaan SDM di lingkup apapun dalam kegiatan bisnis. Kompetensi tersebut mencakup :
a. Kompetensi teknis : pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil-hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternatif baru.
b. Kompetensi konseptual : kemampuan untuk melihat gambar besar, untuk menguji berbagai pengandaian dan pengubah perspektif.
c. Kompetensi untuk hidup dalam saling ketergantungan kemampuan secara efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk mendengar, berkomunikasi, menciptakan keadaan win-win solution, dan kemampuan untuk melihat dan beroperasi secara efektif dalam organisasi yang utuh.

3.Potensi kerja
Jhonson (1984:101) mengemukakan bahwa “achievement motive is impetus to do well relative to some standard of excellence” yang bisa diterjemahkan secara bebas bahwa motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu/tugas/kegiatan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.
Definisi motivasi sendiri menurut Nilo (2005:19) adalah proses pemberian motif (penggerak) kepada karyawan untuk dapat bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi secara efektif dan efisien dapat tercapai.

Maslow dalam Winardi (1994:63) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingklat terendah atau kebutuhan paling dasar.
b. Kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup
c. Kebutuhan untuk rasa memiliki yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
d. Kebutuhan akan harga diri yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide, memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu.

4.Kepribadian
Cushway (2002:79) menyatakan bahwa kepribadian adalah integrasi semua karakteristik individu menjadi satu organisasi unik yang menentukan, dan dimodifikasi oleh usaha individu tersebut untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang selalu berubah.
Sedangkan Goleman (2000) dalam Mangkunegara (2005:4) menyatakan bahwa kecerdasan emosi (EQ) menentukan 80 % pencapaian kinerja individu dan organisasi sedangkan IQ (kecerdasan pikiran) hanya 20 % saja menentukan kinerja. Bahkan secara psikologis orang yang memiliki kecerdasan emosi baik akan mampu menggunakan otaknya dan IQ secara optimal, sebaliknya orang yang kecerdasn emosinya buruk tidak akan mampu menggunakan otak dan IQ secara optimal.
Individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu dalam bekerja maka mimpi pimpinan mengharapkan mereka dapat bekerja produktif tidak akan tercapai. Konsentrasi individu dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan potensi yaitu kecerdasan pikiran/ Intelegensi Quotiont (IQ) dan kecerdasan emosi/ Emotional Quotiont (EQ). Pada umumnya individu yang mampu bekerja dengan penuh konsentrasi apabila dia memiliki tingkat intelegensia minimal normal (average, above average, superior, very superior, dan gifted) dengan tingkat kecerdasan emosi baik (tidak merasa bersalah yang berlebihan, tidak mudah marah, tidak dengki, tidak benci, tidak irihati, tidak dendam, tidak sombong, tidak minder, tidak cemas, memiliki pandangan dan pedoman hidup yang jelas berdasarkan kitab sucinya) (Mangkunegara,2005:17).

5.Manajerial
Menurut Stoner “Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the work of organization members and of using all available organizational resources to reach stated organizational goals” yang dapat diartikan sebagai manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. (Winardi,2005:1)
Keterampilan-keterampilan manajerial yang dibutuhkan untuk efektivitas adalah :
1. Keterampilan konseptual (conceptual skills) yaitu kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.
2. Keterampilan kamanusiaan (human skills) yaitu kemampuan untuk bekerja dengan, memahami, dan memotivasi orang lain baik sebagai individu ataupun kelompok.
3. Keterampilan administratif (administrative skills) yaitu seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian dan pengawasan
4. Keterampilan teknik (technical skills) yaitu kemampuan untuk menggunakan peralatan, prosedur, atau teknik dari suatu bidang tertentu. (Anthony,2005:8